“Kalau kamu berada di rumah orang,
hendaklah kamu jaga matamu. Jika kamu berada di tengah orang ramai, jaga
lidahmu. Andai kamu berada dalam sebuah jamuan, jaga perangaimu” (Lukmanul Hakim)
“Ada tiga perkara pada diriku, aku tidak
menyebutkannya kecuali supaya dapat diambil pelajaran, Pertama aku
tidak mendatangi penguasa (Sulthan) kecuali jika diundang. Kedua, Aku
tidak masuk pada dua orang kecuali setelah keduannya mempersilakanku
masuk di antara mereka. Ketiga, tidaklah aku menyebutkan seseorang
setelah dia pergi dari sisiku kecuali kebaikan – kebaikan” (Al Ahnaf bin Qais)
“Mahkota adab dan sopan santun lebih tinggi nilainya daripada mahkota yang bertakhtakan ratna dan mutu manikam” (Alim Ulama)
“Mengikut adab kesopanan, tamu yang
tidak menghormati diri dan tidak menghormati ahli rumah yang ditemui,
bukanlah orang yang patut dihormati” (Hamka)
“Orang beradab pasti pandai menghormati keyakinan orang lain, walaupun dia sendiri tidak sepaham dengan keyakinan itu” (Hamka)
“Orang yang banyak ketawa itu kurang wibawanya. Orang yang suka menghina orang lain, dia juga akan dihina” (Umar bin Khatab)
“Apabila seseorang di antara kalian
memakai sandal hendaknya ia mendahulukan yang sebelah kanan dan kalau
bermaksud melepasnya, hendaklah ia mulai dari sebelah kiri. Dan
hendaknya ia memakai sepasang sandal itu sekaligus atau melepas
keduanya” (Al Hadits)
“Sesungguhnya sebagian ajaran yang masih
dikenal umat manusia dari perkataan para nabi terdahulu adalah ‘Bila
kamu tidak malu, berbuatlah sesukamu’ (Al Hadits)
“Janganlah seseorang duduk mengusir
orang lain dari tempat duduknya, kemudian ia duduk di tempat tersebut,
namun berilah kelonggaran dan keluasan” (Al Hadits)
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk mereka” (Al Hadits)
“Orang mukmin itu bukanlah orang yang
suka mencela bukan yang suka melaknat, bukan yang berperangai jahat, dan
bukan pula yang bertindak kotor” (Al Hadits)
“Beranggapan jelek adalah perangai yang jelek” (Al Hadits)
“Sesungguhnya orang yang termasuk oran gyang baik – baik ialah orang yang paling baik akhlak dan adab sopannya” (Al Hadits)
“Termasuk sunah bila kamu menghantar pulang tamu sampai ke pintu rumahmu” (Al Hadits)
“Barang siapa melongok ke dalam rumah suatu kaum tanpa izin mereka, maka mereka boleh mencungkil matanya” (Al Hadits)
“Menguap itu termasuk dari (gangguan) setan, maka jika seorang dari kamu menguap, hendaklah ia menahan semampunya” (Al Hadits)
“Apabila engkau bertiga maka janganlah
dua orang berbisik tanpa menghiraukan yang lain, hingga engkau bergaul
dengan manusia, karena yang demikian itu membuatnya susah” (Al Hadits)
“Menjaga kebersihan adalah termasuk akhlak para nabi” (Al Hadits)
“Bukanlah dari golongan kami orang yang
tidak mengasihi dan menyayangi yang lebih muda, tidak menghormati yang
lebih tua, dan tidak beramar ma’ruf dan nabi mungkar” (Al Hadits)
“Allah memberi kita satu lidah dan dua telinga agar kita lebih banyak mendengarkan daripada berbicara” (Mutiara Islami)
“Adab seseorang itu tidak lebih baik dan berharga daripada emasnya” (Mutiara Islami)
“Orang yang manis tutur katanya, pasti akan banyak teman” (Mutiara Islami)
“Janganlah engkau menyelam ke suatu pembicaraan yang engkau tidak berhak mendengarkannya” (Mutiara Islami)
“Kemuliaan itu dengan adab kesopanan (budi pekerti) bukan dengan keturunan” (Mutiara Islami)
“Kerusakan budi pekerti / akhlak itu menular” (Mutiara Islami)
“Sebaiknya manusia itu, adalah yang baik budi pekertinya dan yang lebih bermanfaat bagi orang lain” (Mutiara Islami)
“Segala sesuatu apabila banyak menjadi murah, kecuali budi pekerti” (Mutiara Islami)
Kata Mutiara Islam Tentang Ibu dan Anak
“Ibu adalah sekolah pertama bagi anak – anaknya” (Mutiara Islami)
“Ketia seorang muslim bertanya kepada
Rasulullah tentang siapa yang harus ia hormati, Rasulullah menjawab Ibu,
Ibu, Ibu, lalu yang terakhir adalah Ayah” (Al Hadits)
“Jika kekuasaan dapat dibeli, jual ibu Anda untuk membelinya. Anda selalu dapat membelinya kembali” (Mutiara Islami)
“Surga itu terletak di telapak kaki ibu” (Mutiara Islami)
“Hendaklah adab sopan anak – anak itu
dibentuk sejak kecil karena ketika kecil mudah membentuk dan
mengasahnya. Belum dirusakkan oleh adat ekbiasaan yang sukar
ditinggalkan” (Hamka)
“Peliharalah anak – anakmu dan perbaikilah budi pekerti mereka. Sesungguhnya anak – anak itu adalah hadian Allah kepadamu” (Al Hadits)
“Apabila mati seseorang anak Adam,
terputuslah amalannya kecuali tiga perkara, sedekah jariah, ilmu yang
diambil orang manfaatnya dan anak yang saleh mendoakannya” (Al Hadits)
“Setiap anak itu dilahirkan dalam
keadaan fitrah. Kedua orang tuanya lah yang membuatnya menajdi seorang
Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi” (Al Hadits)
“Apabila fondasinya tidak kuat, maka cabangnya pun akan demikian sepanjang maas” (Mutiara Islami)
—
No comments:
Post a Comment