Rasulullah
menganjurkan agar kita banyak berdzikir dan berdoa setiap selesai
mengerjakan shalat hal ini juga diperkuat dengan firman Alah dalam surat
An Nisa ayat 103;
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring “ .
Sedikit
sekali umat Islam yang melaksanakan kegiatan wirid dengan berdzikir dan
berdoa sesudah shalat ini. Kesibukan dunia membuat mereka lalai dari
berdzikir dan berdoa. Bahkan ada yang beranggapan kegiatan itu hanya
membuang waktu percuma saja. Mereka beranggapan dengan mengerjakan shalat lima waktu saja sudah cukup sebagai pelaksanaan ibadah pada Allah.
Mereka
yang mengharapkan ridha Allah dan mengharapkan perjumpaan dengan Nya
kelak merasa tidak cukup hanya dengan shalat lima waktu saja. Selesai
shalat mereka selalu membaca wirid dan mengerjakan shalat sunah dan
amalan lainnya yang dapat mendekatkan diri mereka pada Allah.
Wirid
adalah bacaan yang terdiri atas dzikir, doa, dan amalan-amalan lainnya
yang dikutip dari ayat-ayat Al Qur’ an dan Hadis, yang dibiasakan
membacanya (mengamalkannya). Wirid biasanya dibaca pada setiap selesai
shalat, baik shalat wajib ataupun sholat sunah. Adapun rumusan (susunan)
wirid, yang diamalkan umat Islam, sangat beragam. Hal ini tidak menjadi
masalah. Karena pada dasarnya sebagian besar isi bacaan wirid tersebut
adalah sama.
Salah satu acuan wirid yang banyak dilakukan orang antara lain sebagai berikut ini:
a. Membaca Istighiar 3 kali:
ASTAGHFIRULLAAHAL ‘AZHIIM ALLADZIILAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QAYYUUM W A ATUUBU ILAIH (3 kali).
Artinya;
“Aku
memohon ampun kepada Allah, Yang Maha Agung, yang tidak ada Tuhan
kecuali Dia, Yang Hidup kekal lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya),
dan aku bertaubat kepada-Nya.”
b. Membaca:
LAA
ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHUU LAA SYARDKA LAH, LAHUL MULKU WA LAHUL HAMDU
YUHYH WA YUMIITU WA HUWA’ ALAA KULLI SYAI’IN QADHR. (10 X).
Artinya:
”
Tidak ada Tuhan kecuali Allah sendiri, tak ada sekutu bagi-Nya.
Bagi-Nya-lah kerajaan, dan bagi-Nya-lah segala pujian. Ia menghidupkan
dan mematikan, dan Ia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
c. Membaca:
ALLAAHUMMA AJIRNII MINANNAAR (3 kali).
Artinya:
“Wahai Allah! Lindungilah aku dari api neraka”
d. Membaca:
ALLAAHUMMA
ANTAS SALAAM, WA MIN KAS SALAAM, WA ILAIKA YA ‘UUDUS SALAAM, FAHAYYINAA
RABBANAA BIS SALAAM, WA ADKHILNAL JANNATA DAARAS SALAAM, TABAARAKTA
RABBANAA WA TA’AALAITA YAA DZAL IALAALIWALIKRAAM.
Artinya:
“Wahai
Allah! Engkaulah (pemilik) kedamaian, dari Engkaulah kedamaian, dan
kepada Engkaulah kembalinya kedamaian. Oleh karena itu hidupkanlah kami,
wahai Tuhan kami, dengan penuh kedamaian. Masukkanlah kami ke dalam
surga, tempat kedamaian. Engkau, ya Tuhan kami, Maha Suci dan Maha
Tinggi, wahai Zat Yang Memiliki Kebesaran dan Kemuliaan!”
e. Membaca:
ALLAAHUMMA
LAA M A ANI’ A LIMA A A’THAITA, WALAA MU’THIYA LIMA A MANA’TA. WALAA
RAADDA LI MAA OADHAITA WALAA YANFA’U DZALJADDI MINKAL JADDU.
Artinya:
“Wahai
Allah! Tak ada yang dapat mencegah terhadap apa yang telah Kau berikan.
Tak ada yang dapat memberikan terhadap apa yang telah Kau cegah. Tak
ada yang dapat menolak terhadap apa yang telah Kau tetapkan. Dan
kemuliaan seseorang tak berguna baginya, hanya dari Engkaulah kemuliaan
itu.”
f. Membaca isti’adzah dan surat Al-Fatihah
g. Membaca surat Al-Ikhlash
h. Membaca surat Al-Falaq
i. Membaca surat An-Naas
j. Membaca:
WA ILAAHUKUM ILAAHUW WAAHIDUL LAA ILAAHA ILLAA HUWAR RAHMAANURRAHIIM.
Artinya:
“Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa, tak ada Tuhan kecuai Dia, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” ( Al Baqarah 163)
k. Membaca ayat kursi :
ALLAAHU
LAA ILAAHA ILLAA HUWAL HAYYUL QAY-YUUM. LAA T A’ KHUBZUHUU SINATUW
WALAA NAUM. LAHUU MAA FISSAMAAWAATIWAMAA FIL ARDH. MAN DZAL LADZII
YASYFA’U ‘INDAHUU ILLAA BI IDZNIH. YA’LAMU MAA BAINA AYDIIHIM WAMAA
KHALFA HUM. WALAA YUHIITHUUNA BISYAI’IN MIN ‘ILMIHII ILLAA BIMAA S YA A’
WASI’A KURSIYYUHUS SAMAA-WAATI WAL ARDHA WALAA YA’UUDUHUU HIFZHU-HUMAA
WA HUWAL ‘ALIYYUL ‘AZHIIM.
Artinya:
“Allah,
tiada Tuhan kecuali Dia, Yang Hidup kekal dan terus-menerus mengurus
(makhluk-Nya). Ia tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya-lah apa
yang ada di langit dan di bumi. Tak ada yang dapat memberi syafaat
(pertolongan) di sisi Allah tanpa izin-Nya. Ia mengetahui apa saja yang
ada di depan dan di belakang mereka. Dan mereka tidak mengetahui apa-apa
dari ilmu Allah selain yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi
langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan
Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar”. (Al Baqarah 255)
AAMANAR
RASUULU BIMAA ‘UNZILA ‘ILAIHI MIR RABBIHIWAL MU’MINUUNA KULLUN AAMANA
BILLAA-HI WA M ALA A’ IKATIHII WA KUTUBIHII WA RUSULIHII LAA NUFARRIQU
BAINA AHADIM MIR RUSULIHII WA QAALUU SAMI’NAA WA ‘ATHA’NAA GHUFRAANAKA
RABBANAA WA ‘ILAIKAL MASHIIRU.
Artinya:
“Rasul
telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka
mengatakan) : “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan
yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan : “Kami dengar
dan kami taat”. (Mereka berdoa) : “Ampunilah kami, ya Tuhan kami, dan
hanya kepada Engkau-lah tempat kembali.” (Al Baqarah 285)
Dilanjutkan dengan:
LAA
YUKALLIFULLAAHU NAFSAN ILLAA WUS’AHAA. LAHAA MAA KASABAT WA ‘ALAIHAA
MAKTASABAT. RABBANAA LAA TU’ A AKHIDZN A A IN NASIINAA AU ‘AKHTHA’NAA.
RABBANAA WA LAA TAHMIL ‘ALAINAA ‘ISHRAN KAMAA HAMALTAHUU ‘ALAL LADZIINA
MIN QABLINAA. RABBANAA WA LAA TU H A M MIL N A A MAA LAA THAAQATA LANAA
BIHII WA’FU ‘ANNAA WAGHFIR LANAA WARHAMNAA ANTA MAULAANAA FANSHUR-NAA
‘ALAL QAUMIL KAAFIRIINA.
Artinya:
“Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia
mendapat pahala (dari kebajikan) yang dilakukannya dan ia mendapat siksa
(dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa) : “Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan
kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana
Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami,
janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang kami tak sanggup
memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami, Engkau
Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (Al
Baqarah 286)
Dilanjutkan dengan:
SYAHIDALLAAHU
ANNAHUU LAAILAAHAILLAA HUWA WAL MALAA’IKATU WA ULUL ‘ILMI QAA’IMAM BIL
QISTHI LAA ILAAHA ILLAA HUWAL ‘AZIIZUL HAKIIM. INNAD DIINA INDALLAAHIL
ISLAAM.
Artinya:
“Allah
menyatakan bahwa tak ada Tuhan kecuali Dia. Yang menegakkan keadilan.
Para malaikat dan orang-orang berilmu (juga menyatakan yang demikian
itu). Tak ada Tuhan kecuali Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam.” (Ali
Imran 18)
Dilanjutkan dengan:
QULILLAAHUMMA
MAALIKAL MULKI, TU’TIL MULKA MAN TASYAA’U WATANZI’UL MULKA MIM MAN
TASYAA’U. WATU’IZZU MAN TASYAA’U WATUDZILLU MAN TASYAA’U. BIYADIKAL
KHAIRU, INNAKA ‘AL A A KULLI SYAI’IN QADIIR.
Artinya:
“Katakanlah:
Wahai Tuhan Yang Mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada
orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang
Engkau kehendaki. Engkaumuliakan orang yang Engkau kehendaki, dan Engkau
hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala
kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Ali
Imran 26)
Dilanjutkan dengan:
TUULIJUL
LAILA FINNAHAARIWA TUULIJUN NAHAARA FILLAILL W ATU KHRIJUL HA YY A
MINALMAYYITI, WA TUKHRIJUL MAYYITA MIN AL HAYYI. WA TARZUQU MAN TASYAA’U
BIGHAIRIHISAAB,
Artinya:
“Engkau
masukkan malam ke dalam siang, dan Engkau masukkan siang ke dalam
malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan
yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rezeki siapa saja yang Engkau
Kehendaki tanpa hisab.” (Ali Imran 27)
l. Membaca :
SUBHAANALLAAH33X
(Maha Suci Allah)
ALHAMDU LILLAAH33X
(Segala puji bagi Allah)
ALLAAHU AKBAR 33X
(Allah Maha Besar)
ALLAAHU
AKBARU KABIRAW WALHAMDU LILLAAHI KATSIRAW WA SUBHAANALLAAHI BUKRATAW WA
ASHIILAA LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHU LAA SYARIIKA LAH ILAAHA W
WAAHIDAW WARABBAN SYAAHIDAW WANAHNU LAHU MUSLiMUUN.
Artinya:
“Allah
Maha Besar, Maha Sempurna Kebesaran-Nya. Segala puji bagi Allah, pujian
yang sebanyak-banyaknya. Dan Maha Suci Allah sepanjang pagi dan petang.
Tak ada Tuhan kecuali Allah sendiri, tak ada sekutu bagi-Nya, Tuhan
Yang Esa, dan Tuhan Yang Maha Menyaksikan, dan kepada-Nya kami berserah
diri.”
m. Membaca:
ASTAGHFIRULLAAHAL ‘AZHIIM 3X
AFDHALUDZ DZIKRI FA’L AM ANNAHUU
LAA ILAAHA ILLALLAAH 3X
nb : Ketahuilah bahwa d zikir yang paling utama adalah kalimat
‘LAA ILAAHA ILLALLAAH’ (Tak ada Tuhan kecuali Allah).”
LAA ILAAHA ILLALLAAH 100X
n. Membaca:
LAA ILAAHA ILLALLAAHU MUHAMMADUR RASUU-LULLAAH, SHALLALLAAHU ‘ALAIHI WASALLAMA.
Artinya:
“Tak ada Tuhan kecuali Allah, Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Semoga Allah memberi rahmat dan kesejahteraan kepadanya”.
Setelah selesai wirid, dilanjutkan dengan membaca doa lainya.
Bacaan
wirid diatas bisa dikembangkan dengan menambahkan ayat Qur’an serta
dzikir dan doa yang pernah diajarkan Rasulullah seperti tasbih, tahlil ,
tahmid dan lain sebagainya.
Insya Allah dengan membiasakan mengerjakan amalan sunah wirid, dzikir
dan doa seperti tersebut diatas hidup jadi mudah dan selalu mendapat
pertolongan dan lindungan dariNya. Allah menjelaskan ini dalam salah
satu hadist Qudsi yang diriwayatkan oleh Bukhari:
“Barang siapa yang memusuhi kekasihKu, Aku telah mengumumkan perang padanya. Tidak ada cara bertaqarub (mendekatkan
diri) seorang hamba padaKu yang lebih Kusukai melainkan melaksanakan
kewajiban kewajiban yang telah Ku fardlukan kepadanya. Namu n senantiasa
hamba-Ku itu berusaha mendekatkan diri kepada-Ku dengan melakukan hal
hal yang sunah, sehingga Akupun mencintai (mengasihinya) Apabila
Aku telah mencintainya, Aku menjadikan pendengaranya yang dengannya ia
mendengar, penglihatannya yang dengannya ia melihat, tangannya yang
dengannya ia memukul, dan kakinya yang dengannya ia berjalan. Jika ia
memohon padaKu sungguh akan Ku kurniai dirinya dan jika ia mohon
perlindunganKu, Aku akan melindunginya. Dan tak pernah Aku ragu pada
sesuatu disaat Aku akan melakukannya, seperti raguKu untuk mengambil
jiwa orang mukmin yang enggan mati, sedang Aku tak suka mengganggunya”
Wirid
yang dilakukan secara rutin seperti tersebut diatas juga bisa
membentengi diri dari gangguan jin, sihir , tenung, santet dan kejahatan
dari orang yang dengki. Bagi mereka yang pernah terkena gangguan jin
dan sihir setelah sembuh ada baiknya melakukan wirid seperti tersebut
diatas untuk membentengi diri dari kemungkinan kembalinya kekuatan sihir
itu .
Untuk
membentengi diri dari kejahatan sihir bacaan diatas bisa ditambahkan
dengan surat al hasyr 21-24, albaqarah 102, Yunus 81-82, al anfal 9-10.
dan ayat lainnya lagi.
No comments:
Post a Comment