Friday 16 November 2012

matematikawan muslim dunia

Kedatangan Islam di Spanyol mencorakkan masyarakat di situ bukan sahaja di kalangan penganut Islam malah penganut2 Kristian. Tidak banyak warisan karya yang kita perolehi, banyak sebab yang boleh dikaitkan. Umat Islam Andalus berminat dengan ilmu di Timur dan mempelajarinya maka sebab itulah mereka tidak mencipta sesuatu yang tersendiri. Pengajian dalam matematik, sains dan falak menampakkan hasil di sana pada abad ke-4 , beberapa nama disebut oleh sejarah. Antaranya ialah tokoh matematik dan astronomi, Abu al-Qasim Musalmah Ibn Muhammad atau al-Majriti. Menjalankan penyelidikan angkasa lepas dan meringkaskan buku al-Battani tentang cakrawala. AL-BUZJANI (998M) PAKAR GEOMETRI AL-BUZJANI Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Ibn al-Abbas al-Buzjani (Buzhgan, Nishapur, Iran, 940M – 997/998) adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Persia. Pada tahun 959, Abul Wafa pindah ke Irak, dan mempelajari matematika khususnya trigonometri di sana. Dia juga mempelajari pergerakan bulan; salah satu kawah di bulan dinamai Abul Wáfa sesuai dengan namanya. Belajar matematik dan geometri daripada bapak saudaranya Abu Amru al-Mughazili dan Abu Abdullah Muhammad Ibn Anbasah. Guru2 lain termasuklah Abu Yahya al-Mawardi atau Ibn Karnib. Berpindah ke Iraq pada 959M dan terkenal sebagai guru. Akrab dengan Abu Ubaidillah al-Husain Ibn Ahmad Ibn Sa'don yang merupakan menteri kepada Syams al-Dulah Ibn Adhd al-Daulah al-Buwaihi. Menonjolkan kehebatan Abu Haiyan al-Tauhidi kepada Ibn Sa'd. Hidup sederhana hingga akhir hayat. Menguasai ilmu geometri dan mampu beri pandangan baru yang menarik. Karya yang banyak termasuk ilmu hisab, falak dan ulasan buku Khaarizmi tentang algebra. Memberi sumbangan terutama dalam teori2 geometri dan menghubungkan algebra dengan geometri. Merintis bidang pengajian geometri analisis. Kurang berjaya dalam ilmu falak. Ada kata-kata indah mengenai hidup dan masyarakat. Salah satu kontribusinya dalam trigonometri adalah mengembangkan fungsi tangen dan mengembangkan metode untuk menghitung tabel trigonometri. Abul Wafa menemukan relasi identitas trigonometri berikut ini: sin(a + b) = sin(a)cos(b) + cos(a)sin(b) cos(2a) = 1 − 2sin2(a) sin(2a) = 2sin(a)cos(a) dan menemukan rumus sinus untuk geometri sferik (yang tampak mirip dengan hukum sinus): \frac{\sin(A)}{\sin(a)} = \frac{\sin(B)}{\sin(b)} = \frac{\sin(C)}{\sin(c)} IBN YUNUS (1009M) PAKAR ASTRONOMI IBN YUNUS Ibn Yunus atau nama sebenarnya Abu al-Hassan Ali Ibn Abdul Rahman Ibn Ahmad Ibn Yunus Ibn Abdul A'la al-Sadafi al-Misri (950 -1009 M) adalah salah seorang ilmuwan Muslim yang namanya diabadikan pada sebuah kawah di permukaan bulan. Tentu bukan tanpa sebab International Astronomical Union (IAU) mengabadikan nama sang astronom di kawah bulan. Lewat adikaryanya al-Zij al-Hakimi al-kabir, Ibnu Yunus dipandang telah berjasa menyusun sebuah tabel yang sangat akurat. Ia adalah astronom agung yang terlahir di negeri piramida, di kota Fustat, Mesir. Pada saat masih belia, sang astronom legendaris itu menjadi saksi jatuhnya Mesir ke genggaman Dinasti Fatimiyah. Hubungan yang akrab dengan kerajaan Fatimiah, Khalifah al-Aziz meminta beliau melukis rajah bergerak cakrawala untuk kegunaan baginda dan membina pusat kaji bintang di Kaherah selama setahun lebih. Juga mahir ilmu sastera selain ilmu falak. Antara karyanya, al-Ziji al-Hakimi al-Kabir yang menjelaskan segala teori dan praktisan. Memperkatakan teori2 perjalanan cakerawala oleh sarjana terdahulu dan sezaman dengannya. Turut mereka batu jam. Sang ilmuwan mengembangkan ilmu pengetahuan seperti astronomi, matematika dan astrologi di bawah lindungan Kekhalifahan Fatimiyah. Ibnu Yunus mengabdikan dirinya selama 26 tahun bagi pengembangan sains di era kepemimpinan Khalifah Al-Azis dan al-Hakim, penguasa Dinasti Fatimiyah. Ibnu Yunus tercatat melakukan observasi astronomi selama 30 tahun dari 977 hingga 1003 M yang didedikasikan untuk kedua khalifah. Dengan menggunakan astrolabe yang besar, hingga berdiameter 1,4 meter, Ibnu Yunus telah membuat lebih dari 10 ribu catatan mengenai kedudukan matahari sepanjang tahun. Ibnu Yunus sangat terkenal dengan adikaryanya bertajuk al-Zij al-Hakimi al-Kabir. Kitab yang ditulisnya itu mengupas tabel astronomi – sebuah hasil penelitian yang sangat akurat. NM Swerdlow dalam karyanya berjudul Montucla’s Legacy: The History of the Exact Sciences mengungkapkan, al-Zij al-Hakimi al-Kabir merupakan salah satu karya astronomi yang sangat mashur. Tabel yang disusunnya itu digunakan untuk beragam keperluan astronomi. Salah satunya untuk kepentingan penanggalan yang digunakan masyarakat Muslim di beberapa wilayah, seperti Suriah. Selain itu, tabel itu juga mengupas tentang teori jam matahari serta mampu menentukan garis bujur dan lintang matahari, bulan dan planet. Tabel Ibnu Yunus pun digunakan untuk menentukan arah kiblat. AL-KARKHI atau AL-KARAJI (1029M) PAKAR MATEMATIK al-Karkhī Abū Bakr ibn Muḥammad ibn al Ḥusayn al-Karajī atau al-Karkhī (980-1029) adalah ilmuwan matematika dan teknik. Karena kepandaiannya di bidang matematika, ia mendapatkan julukan al-Hasib, kalkulator. Ia berasal dari Iran. Saat masih muda, al-Karaji merantau ke Baghdad. Selain mengembangkan keilmuannya, ia mendapatkan posisi tinggi di pemerintahan. Saat berada di Baghdad, ia menulis sejumlah buku. Seperti Al-Kitab al-Fakhri. Al-Kitab al-Kafi, dan Al-Kitab al-Badi. Dalam buku-bukunya itu al-Karaji berupaya membebaskan aljabar dari geometri. Ia kemudian kembali ke Iran, tepatnya Jabal, tempat kemudian ia menyusun buku berjudul Inbat al-Miyah al-Khafiyya. Beliau adalah tokoh dalam kaedah pengiraan angka India dipopularkan. Orang Eropah menganggap itu ialah angka Arab manakala orang Arab menganggap itu ialah angka India. Sekurang2nya tiga karya beliau yang masyhur- al-Kafi(ilmu hisab), al-Fakhri& al-Badi' (algebra). Pandagannya dalam algebra banyak berasaskan pandangan al-Khawarizmi Cuma memperbaharui pengendalian dalam pengiraan. Pendapatnya ada kelemahan dalam penulisan lama dan tidak dapat menjamin kefahaman. Beliau lebih suka menggunakan huruf untuk menyebut angka kerana lebih suka kaedah Yunani dibanding India. Salah satu bahasan di dalam bukunya itu adalah tentang qanat, yang merupakan salah satu jenis saluran irigasi bawah tanah, yang berfungsi mengairi daerah-daerah gersang. Qanat memang berasal dari bahasa Arab. Namun, sistem semacam itu dikenal sejak zaman Persia kuno. Untuk membuat qanat, diperlukan sumber air yang bisa berasal dari sumur atau telaga ataupun dari penggalian di lapisan tanah tertentu. Saat sumber air telah ditemukan maka dibuat saluran yang akan mengaliri perkebunan atau desa yang membutuhkan air. Pada masa Islam, qanat menjadi salah satu metode yang efektif. Sistem qanat digunakan pada masa para khalifah Umayyah dan Abbasiyah. Khalifah al-Mutawakil membuat qanat untuk mengalirkan air ke istananya di Samara. Telah banyak kontribusi al-Karaji dalam ilmu pengetahuan. Namun, tak-hampir ada sumber yang menyebutkan kapan ia lahir dan meninggal dunia. Namun, menurut laman Muslim-heritage, berdasarkan konstruksi catatan yang ada di dalam biografinya, al-Karaji kemungkinan meninggal dunia setelah tahun 1015 Masehi atau 406 Hijriah. - Tokoh Ilmuwan Penemu - http://tokoh-ilmuwan-penemu.blogspot.com/2009/10/astronom-dan-matematikawan-islam.html
Jum'at - 16 Nopember 2012 Profil Biografi Profile Biodata Info - Siapa Dimana Kapan Mengapa - Daftar Penemu Terkenal Di Dunia - Sejarah Aktual Faktualita English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified Tokoh Ilmuwan Penemu » Kategori Matematika » Astronom dan Matematikawan Islam Astronom dan Matematikawan Islam Astronom dan Matematikawan Islam Kedatangan Islam di Spanyol mencorakkan masyarakat di situ bukan sahaja di kalangan penganut Islam malah penganut2 Kristian. Tidak banyak warisan karya yang kita perolehi, banyak sebab yang boleh dikaitkan. Umat Islam Andalus berminat dengan ilmu di Timur dan mempelajarinya maka sebab itulah mereka tidak mencipta sesuatu yang tersendiri. Pengajian dalam matematik, sains dan falak menampakkan hasil di sana pada abad ke-4 , beberapa nama disebut oleh sejarah. Antaranya ialah tokoh matematik dan astronomi, Abu al-Qasim Musalmah Ibn Muhammad atau al-Majriti. Menjalankan penyelidikan angkasa lepas dan meringkaskan buku al-Battani tentang cakrawala. AL-BUZJANI (998M) PAKAR GEOMETRI AL-BUZJANI Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Ibn al-Abbas al-Buzjani (Buzhgan, Nishapur, Iran, 940M – 997/998) adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Persia. Pada tahun 959, Abul Wafa pindah ke Irak, dan mempelajari matematika khususnya trigonometri di sana. Dia juga mempelajari pergerakan bulan; salah satu kawah di bulan dinamai Abul Wáfa sesuai dengan namanya. Belajar matematik dan geometri daripada bapak saudaranya Abu Amru al-Mughazili dan Abu Abdullah Muhammad Ibn Anbasah. Guru2 lain termasuklah Abu Yahya al-Mawardi atau Ibn Karnib. Berpindah ke Iraq pada 959M dan terkenal sebagai guru. Akrab dengan Abu Ubaidillah al-Husain Ibn Ahmad Ibn Sa'don yang merupakan menteri kepada Syams al-Dulah Ibn Adhd al-Daulah al-Buwaihi. Menonjolkan kehebatan Abu Haiyan al-Tauhidi kepada Ibn Sa'd. Hidup sederhana hingga akhir hayat. Menguasai ilmu geometri dan mampu beri pandangan baru yang menarik. Karya yang banyak termasuk ilmu hisab, falak dan ulasan buku Khaarizmi tentang algebra. Memberi sumbangan terutama dalam teori2 geometri dan menghubungkan algebra dengan geometri. Merintis bidang pengajian geometri analisis. Kurang berjaya dalam ilmu falak. Ada kata-kata indah mengenai hidup dan masyarakat. Salah satu kontribusinya dalam trigonometri adalah mengembangkan fungsi tangen dan mengembangkan metode untuk menghitung tabel trigonometri. Abul Wafa menemukan relasi identitas trigonometri berikut ini: sin(a + b) = sin(a)cos(b) + cos(a)sin(b) cos(2a) = 1 − 2sin2(a) sin(2a) = 2sin(a)cos(a) dan menemukan rumus sinus untuk geometri sferik (yang tampak mirip dengan hukum sinus): \frac{\sin(A)}{\sin(a)} = \frac{\sin(B)}{\sin(b)} = \frac{\sin(C)}{\sin(c)} IBN YUNUS (1009M) PAKAR ASTRONOMI IBN YUNUS Ibn Yunus atau nama sebenarnya Abu al-Hassan Ali Ibn Abdul Rahman Ibn Ahmad Ibn Yunus Ibn Abdul A'la al-Sadafi al-Misri (950 -1009 M) adalah salah seorang ilmuwan Muslim yang namanya diabadikan pada sebuah kawah di permukaan bulan. Tentu bukan tanpa sebab International Astronomical Union (IAU) mengabadikan nama sang astronom di kawah bulan. Lewat adikaryanya al-Zij al-Hakimi al-kabir, Ibnu Yunus dipandang telah berjasa menyusun sebuah tabel yang sangat akurat. Ia adalah astronom agung yang terlahir di negeri piramida, di kota Fustat, Mesir. Pada saat masih belia, sang astronom legendaris itu menjadi saksi jatuhnya Mesir ke genggaman Dinasti Fatimiyah. Hubungan yang akrab dengan kerajaan Fatimiah, Khalifah al-Aziz meminta beliau melukis rajah bergerak cakrawala untuk kegunaan baginda dan membina pusat kaji bintang di Kaherah selama setahun lebih. Juga mahir ilmu sastera selain ilmu falak. Antara karyanya, al-Ziji al-Hakimi al-Kabir yang menjelaskan segala teori dan praktisan. Memperkatakan teori2 perjalanan cakerawala oleh sarjana terdahulu dan sezaman dengannya. Turut mereka batu jam. Sang ilmuwan mengembangkan ilmu pengetahuan seperti astronomi, matematika dan astrologi di bawah lindungan Kekhalifahan Fatimiyah. Ibnu Yunus mengabdikan dirinya selama 26 tahun bagi pengembangan sains di era kepemimpinan Khalifah Al-Azis dan al-Hakim, penguasa Dinasti Fatimiyah. Ibnu Yunus tercatat melakukan observasi astronomi selama 30 tahun dari 977 hingga 1003 M yang didedikasikan untuk kedua khalifah. Dengan menggunakan astrolabe yang besar, hingga berdiameter 1,4 meter, Ibnu Yunus telah membuat lebih dari 10 ribu catatan mengenai kedudukan matahari sepanjang tahun. Ibnu Yunus sangat terkenal dengan adikaryanya bertajuk al-Zij al-Hakimi al-Kabir. Kitab yang ditulisnya itu mengupas tabel astronomi – sebuah hasil penelitian yang sangat akurat. NM Swerdlow dalam karyanya berjudul Montucla’s Legacy: The History of the Exact Sciences mengungkapkan, al-Zij al-Hakimi al-Kabir merupakan salah satu karya astronomi yang sangat mashur. Tabel yang disusunnya itu digunakan untuk beragam keperluan astronomi. Salah satunya untuk kepentingan penanggalan yang digunakan masyarakat Muslim di beberapa wilayah, seperti Suriah. Selain itu, tabel itu juga mengupas tentang teori jam matahari serta mampu menentukan garis bujur dan lintang matahari, bulan dan planet. Tabel Ibnu Yunus pun digunakan untuk menentukan arah kiblat. AL-KARKHI atau AL-KARAJI (1029M) PAKAR MATEMATIK al-Karkhī Abū Bakr ibn Muḥammad ibn al Ḥusayn al-Karajī atau al-Karkhī (980-1029) adalah ilmuwan matematika dan teknik. Karena kepandaiannya di bidang matematika, ia mendapatkan julukan al-Hasib, kalkulator. Ia berasal dari Iran. Saat masih muda, al-Karaji merantau ke Baghdad. Selain mengembangkan keilmuannya, ia mendapatkan posisi tinggi di pemerintahan. Saat berada di Baghdad, ia menulis sejumlah buku. Seperti Al-Kitab al-Fakhri. Al-Kitab al-Kafi, dan Al-Kitab al-Badi. Dalam buku-bukunya itu al-Karaji berupaya membebaskan aljabar dari geometri. Ia kemudian kembali ke Iran, tepatnya Jabal, tempat kemudian ia menyusun buku berjudul Inbat al-Miyah al-Khafiyya. Beliau adalah tokoh dalam kaedah pengiraan angka India dipopularkan. Orang Eropah menganggap itu ialah angka Arab manakala orang Arab menganggap itu ialah angka India. Sekurang2nya tiga karya beliau yang masyhur- al-Kafi(ilmu hisab), al-Fakhri& al-Badi' (algebra). Pandagannya dalam algebra banyak berasaskan pandangan al-Khawarizmi Cuma memperbaharui pengendalian dalam pengiraan. Pendapatnya ada kelemahan dalam penulisan lama dan tidak dapat menjamin kefahaman. Beliau lebih suka menggunakan huruf untuk menyebut angka kerana lebih suka kaedah Yunani dibanding India. Salah satu bahasan di dalam bukunya itu adalah tentang qanat, yang merupakan salah satu jenis saluran irigasi bawah tanah, yang berfungsi mengairi daerah-daerah gersang. Qanat memang berasal dari bahasa Arab. Namun, sistem semacam itu dikenal sejak zaman Persia kuno. Untuk membuat qanat, diperlukan sumber air yang bisa berasal dari sumur atau telaga ataupun dari penggalian di lapisan tanah tertentu. Saat sumber air telah ditemukan maka dibuat saluran yang akan mengaliri perkebunan atau desa yang membutuhkan air. Pada masa Islam, qanat menjadi salah satu metode yang efektif. Sistem qanat digunakan pada masa para khalifah Umayyah dan Abbasiyah. Khalifah al-Mutawakil membuat qanat untuk mengalirkan air ke istananya di Samara. Telah banyak kontribusi al-Karaji dalam ilmu pengetahuan. Namun, tak-hampir ada sumber yang menyebutkan kapan ia lahir dan meninggal dunia. Namun, menurut laman Muslim-heritage, berdasarkan konstruksi catatan yang ada di dalam biografinya, al-Karaji kemungkinan meninggal dunia setelah tahun 1015 Masehi atau 406 Hijriah. Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook - Tokoh Ilmuwan Penemu - http://tokoh-ilmuwan-penemu.blogspot.com/2009/10/astronom-dan-matematikawan-islam.html

No comments: