Kedatangan Islam di
Spanyol mencorakkan masyarakat di situ bukan sahaja di kalangan penganut
Islam malah penganut2 Kristian. Tidak banyak warisan karya yang kita
perolehi, banyak sebab yang boleh dikaitkan. Umat Islam Andalus berminat
dengan ilmu di Timur dan mempelajarinya maka sebab itulah mereka tidak
mencipta sesuatu yang tersendiri. Pengajian dalam matematik, sains dan
falak menampakkan hasil di sana pada abad ke-4 , beberapa nama disebut
oleh sejarah. Antaranya ialah tokoh matematik dan astronomi, Abu
al-Qasim Musalmah Ibn Muhammad atau al-Majriti. Menjalankan penyelidikan
angkasa lepas dan meringkaskan buku al-Battani tentang cakrawala.
AL-BUZJANI (998M) PAKAR GEOMETRI
AL-BUZJANI
Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Ibn al-Abbas
al-Buzjani (Buzhgan, Nishapur, Iran, 940M – 997/998) adalah seorang ahli
astronomi dan matematikawan dari Persia. Pada tahun 959, Abul Wafa
pindah ke Irak, dan mempelajari matematika khususnya trigonometri di
sana. Dia juga mempelajari pergerakan bulan; salah satu kawah di bulan
dinamai Abul Wáfa sesuai dengan namanya. Belajar matematik dan geometri
daripada bapak saudaranya Abu Amru al-Mughazili dan Abu Abdullah
Muhammad Ibn Anbasah. Guru2 lain termasuklah Abu Yahya al-Mawardi atau
Ibn Karnib.
Berpindah ke Iraq pada 959M dan terkenal sebagai guru. Akrab dengan Abu
Ubaidillah al-Husain Ibn Ahmad Ibn Sa'don yang merupakan menteri kepada
Syams al-Dulah Ibn Adhd al-Daulah al-Buwaihi. Menonjolkan kehebatan Abu
Haiyan al-Tauhidi kepada Ibn Sa'd. Hidup sederhana hingga akhir hayat.
Menguasai ilmu geometri dan mampu beri pandangan baru yang menarik.
Karya yang banyak termasuk ilmu hisab, falak dan ulasan buku Khaarizmi
tentang algebra. Memberi sumbangan terutama dalam teori2 geometri dan
menghubungkan algebra dengan geometri. Merintis bidang pengajian
geometri analisis. Kurang berjaya dalam ilmu falak. Ada kata-kata indah
mengenai hidup dan masyarakat.
Salah satu kontribusinya dalam trigonometri adalah mengembangkan fungsi
tangen dan mengembangkan metode untuk menghitung tabel trigonometri.
Abul Wafa menemukan relasi identitas trigonometri berikut ini:
sin(a + b) = sin(a)cos(b) + cos(a)sin(b)
cos(2a) = 1 − 2sin2(a)
sin(2a) = 2sin(a)cos(a)
dan menemukan rumus sinus untuk geometri sferik (yang tampak mirip
dengan hukum sinus):
\frac{\sin(A)}{\sin(a)} = \frac{\sin(B)}{\sin(b)} =
\frac{\sin(C)}{\sin(c)}
IBN YUNUS (1009M) PAKAR ASTRONOMI
IBN YUNUS
Ibn Yunus atau nama sebenarnya Abu al-Hassan Ali Ibn Abdul Rahman Ibn
Ahmad Ibn Yunus Ibn Abdul A'la al-Sadafi al-Misri (950 -1009 M) adalah
salah seorang ilmuwan Muslim yang namanya diabadikan pada sebuah kawah
di permukaan bulan. Tentu bukan tanpa sebab International Astronomical
Union (IAU) mengabadikan nama sang astronom di kawah bulan. Lewat
adikaryanya al-Zij al-Hakimi al-kabir, Ibnu Yunus dipandang telah
berjasa menyusun sebuah tabel yang sangat akurat. Ia adalah astronom
agung yang terlahir di negeri piramida, di kota Fustat, Mesir. Pada saat
masih belia, sang astronom legendaris itu menjadi saksi jatuhnya Mesir
ke genggaman Dinasti Fatimiyah.
Hubungan yang akrab dengan kerajaan Fatimiah, Khalifah al-Aziz meminta
beliau melukis rajah bergerak cakrawala untuk kegunaan baginda dan
membina pusat kaji bintang di Kaherah selama setahun lebih. Juga mahir
ilmu sastera selain ilmu falak. Antara karyanya, al-Ziji al-Hakimi
al-Kabir yang menjelaskan segala teori dan praktisan. Memperkatakan
teori2 perjalanan cakerawala oleh sarjana terdahulu dan sezaman
dengannya. Turut mereka batu jam.
Sang ilmuwan mengembangkan ilmu pengetahuan seperti astronomi,
matematika dan astrologi di bawah lindungan Kekhalifahan Fatimiyah. Ibnu
Yunus mengabdikan dirinya selama 26 tahun bagi pengembangan sains di
era kepemimpinan Khalifah Al-Azis dan al-Hakim, penguasa Dinasti
Fatimiyah. Ibnu Yunus tercatat melakukan observasi astronomi selama 30
tahun dari 977 hingga 1003 M yang didedikasikan untuk kedua khalifah.
Dengan menggunakan astrolabe yang besar, hingga berdiameter 1,4 meter,
Ibnu Yunus telah membuat lebih dari 10 ribu catatan mengenai kedudukan
matahari
sepanjang tahun.
Ibnu Yunus sangat terkenal dengan adikaryanya bertajuk al-Zij al-Hakimi
al-Kabir. Kitab yang ditulisnya itu mengupas tabel astronomi – sebuah
hasil penelitian yang sangat akurat. NM Swerdlow dalam karyanya berjudul
Montucla’s Legacy: The History of the Exact Sciences mengungkapkan,
al-Zij al-Hakimi al-Kabir merupakan salah satu karya astronomi yang
sangat mashur.
Tabel yang disusunnya itu digunakan untuk beragam keperluan astronomi.
Salah satunya untuk kepentingan penanggalan yang digunakan masyarakat
Muslim di beberapa wilayah, seperti Suriah. Selain itu, tabel itu juga
mengupas tentang teori jam matahari serta mampu menentukan garis bujur
dan lintang matahari, bulan dan planet. Tabel Ibnu Yunus pun digunakan
untuk menentukan arah kiblat.
AL-KARKHI atau AL-KARAJI (1029M) PAKAR MATEMATIK
al-Karkhī
Abū Bakr ibn Muḥammad ibn al Ḥusayn al-Karajī atau al-Karkhī (980-1029)
adalah ilmuwan matematika dan teknik. Karena kepandaiannya di bidang
matematika, ia mendapatkan julukan al-Hasib, kalkulator. Ia berasal dari
Iran. Saat masih muda, al-Karaji merantau ke Baghdad. Selain
mengembangkan keilmuannya, ia mendapatkan posisi tinggi di pemerintahan.
Saat berada di Baghdad, ia menulis sejumlah buku. Seperti Al-Kitab
al-Fakhri. Al-Kitab al-Kafi, dan Al-Kitab al-Badi. Dalam buku-bukunya
itu al-Karaji berupaya membebaskan aljabar dari geometri. Ia kemudian
kembali ke Iran, tepatnya Jabal, tempat kemudian ia menyusun buku
berjudul Inbat al-Miyah al-Khafiyya.
Beliau adalah tokoh dalam kaedah pengiraan angka India dipopularkan.
Orang Eropah menganggap itu ialah angka Arab manakala orang Arab
menganggap itu ialah angka India. Sekurang2nya tiga karya beliau yang
masyhur- al-Kafi(ilmu hisab), al-Fakhri& al-Badi' (algebra).
Pandagannya dalam algebra banyak berasaskan pandangan al-Khawarizmi Cuma
memperbaharui pengendalian dalam pengiraan. Pendapatnya ada kelemahan
dalam penulisan lama dan tidak dapat menjamin kefahaman. Beliau lebih
suka menggunakan huruf untuk menyebut angka kerana lebih suka kaedah
Yunani dibanding India.
Salah satu bahasan di dalam bukunya itu adalah tentang qanat, yang
merupakan salah satu jenis saluran irigasi bawah tanah, yang berfungsi
mengairi daerah-daerah gersang. Qanat memang berasal dari bahasa Arab.
Namun, sistem semacam itu dikenal sejak zaman Persia kuno. Untuk membuat
qanat, diperlukan sumber air yang bisa berasal dari sumur atau telaga
ataupun dari penggalian di lapisan tanah tertentu. Saat sumber air telah
ditemukan maka dibuat saluran yang akan mengaliri perkebunan atau desa
yang membutuhkan air. Pada masa Islam, qanat menjadi salah satu metode
yang efektif.
Sistem qanat digunakan pada masa para khalifah Umayyah dan Abbasiyah.
Khalifah al-Mutawakil membuat qanat untuk mengalirkan air ke istananya
di Samara. Telah banyak kontribusi al-Karaji dalam ilmu pengetahuan.
Namun, tak-hampir ada sumber yang menyebutkan kapan ia lahir dan
meninggal dunia. Namun, menurut laman Muslim-heritage, berdasarkan
konstruksi catatan yang ada di dalam biografinya, al-Karaji kemungkinan
meninggal dunia setelah tahun 1015 Masehi atau 406 Hijriah. - Tokoh
Ilmuwan Penemu - http://tokoh-ilmuwan-penemu.blogspot.com/2009/10/astronom-dan-matematikawan-islam.html
Jum'at - 16 Nopember 2012
Profil Biografi Profile Biodata Info - Siapa Dimana Kapan Mengapa -
Daftar Penemu Terkenal Di Dunia - Sejarah Aktual Faktualita
English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese
Korean Arabic Chinese Simplified
Tokoh Ilmuwan Penemu » Kategori Matematika » Astronom dan Matematikawan
Islam
Astronom dan Matematikawan Islam
Astronom dan Matematikawan Islam
Kedatangan Islam di Spanyol mencorakkan masyarakat di situ bukan sahaja
di kalangan penganut Islam malah penganut2 Kristian. Tidak banyak
warisan karya yang kita perolehi, banyak sebab yang boleh dikaitkan.
Umat Islam Andalus berminat dengan ilmu di Timur dan mempelajarinya maka
sebab itulah mereka tidak mencipta sesuatu yang tersendiri. Pengajian
dalam matematik, sains dan falak menampakkan hasil di sana pada abad
ke-4 , beberapa nama disebut oleh sejarah. Antaranya ialah tokoh
matematik dan astronomi, Abu al-Qasim Musalmah Ibn Muhammad atau
al-Majriti. Menjalankan penyelidikan angkasa lepas dan meringkaskan buku
al-Battani tentang cakrawala.
AL-BUZJANI (998M) PAKAR GEOMETRI
AL-BUZJANI
Abul Wafa Muhammad Ibn Muhammad Ibn Yahya Ibn Ismail Ibn al-Abbas
al-Buzjani (Buzhgan, Nishapur, Iran, 940M – 997/998) adalah seorang ahli
astronomi dan matematikawan dari Persia. Pada tahun 959, Abul Wafa
pindah ke Irak, dan mempelajari matematika khususnya trigonometri di
sana. Dia juga mempelajari pergerakan bulan; salah satu kawah di bulan
dinamai Abul Wáfa sesuai dengan namanya. Belajar matematik dan geometri
daripada bapak saudaranya Abu Amru al-Mughazili dan Abu Abdullah
Muhammad Ibn Anbasah. Guru2 lain termasuklah Abu Yahya al-Mawardi atau
Ibn Karnib.
Berpindah ke Iraq pada 959M dan terkenal sebagai guru. Akrab dengan Abu
Ubaidillah al-Husain Ibn Ahmad Ibn Sa'don yang merupakan menteri kepada
Syams al-Dulah Ibn Adhd al-Daulah al-Buwaihi. Menonjolkan kehebatan Abu
Haiyan al-Tauhidi kepada Ibn Sa'd. Hidup sederhana hingga akhir hayat.
Menguasai ilmu geometri dan mampu beri pandangan baru yang menarik.
Karya yang banyak termasuk ilmu hisab, falak dan ulasan buku Khaarizmi
tentang algebra. Memberi sumbangan terutama dalam teori2 geometri dan
menghubungkan algebra dengan geometri. Merintis bidang pengajian
geometri analisis. Kurang berjaya dalam ilmu falak. Ada kata-kata indah
mengenai hidup dan masyarakat.
Salah satu kontribusinya dalam trigonometri adalah mengembangkan fungsi
tangen dan mengembangkan metode untuk menghitung tabel trigonometri.
Abul Wafa menemukan relasi identitas trigonometri berikut ini:
sin(a + b) = sin(a)cos(b) + cos(a)sin(b)
cos(2a) = 1 − 2sin2(a)
sin(2a) = 2sin(a)cos(a)
dan menemukan rumus sinus untuk geometri sferik (yang tampak mirip
dengan hukum sinus):
\frac{\sin(A)}{\sin(a)} = \frac{\sin(B)}{\sin(b)} =
\frac{\sin(C)}{\sin(c)}
IBN YUNUS (1009M) PAKAR ASTRONOMI
IBN YUNUS
Ibn Yunus atau nama sebenarnya Abu al-Hassan Ali Ibn Abdul Rahman Ibn
Ahmad Ibn Yunus Ibn Abdul A'la al-Sadafi al-Misri (950 -1009 M) adalah
salah seorang ilmuwan Muslim yang namanya diabadikan pada sebuah kawah
di permukaan bulan. Tentu bukan tanpa sebab International Astronomical
Union (IAU) mengabadikan nama sang astronom di kawah bulan. Lewat
adikaryanya al-Zij al-Hakimi al-kabir, Ibnu Yunus dipandang telah
berjasa menyusun sebuah tabel yang sangat akurat. Ia adalah astronom
agung yang terlahir di negeri piramida, di kota Fustat, Mesir. Pada saat
masih belia, sang astronom legendaris itu menjadi saksi jatuhnya Mesir
ke genggaman Dinasti Fatimiyah.
Hubungan yang akrab dengan kerajaan Fatimiah, Khalifah al-Aziz meminta
beliau melukis rajah bergerak cakrawala untuk kegunaan baginda dan
membina pusat kaji bintang di Kaherah selama setahun lebih. Juga mahir
ilmu sastera selain ilmu falak. Antara karyanya, al-Ziji al-Hakimi
al-Kabir yang menjelaskan segala teori dan praktisan. Memperkatakan
teori2 perjalanan cakerawala oleh sarjana terdahulu dan sezaman
dengannya. Turut mereka batu jam.
Sang ilmuwan mengembangkan ilmu pengetahuan seperti astronomi,
matematika dan astrologi di bawah lindungan Kekhalifahan Fatimiyah. Ibnu
Yunus mengabdikan dirinya selama 26 tahun bagi pengembangan sains di
era kepemimpinan Khalifah Al-Azis dan al-Hakim, penguasa Dinasti
Fatimiyah. Ibnu Yunus tercatat melakukan observasi astronomi selama 30
tahun dari 977 hingga 1003 M yang didedikasikan untuk kedua khalifah.
Dengan menggunakan astrolabe yang besar, hingga berdiameter 1,4 meter,
Ibnu Yunus telah membuat lebih dari 10 ribu catatan mengenai kedudukan
matahari
sepanjang tahun.
Ibnu Yunus sangat terkenal dengan adikaryanya bertajuk al-Zij al-Hakimi
al-Kabir. Kitab yang ditulisnya itu mengupas tabel astronomi – sebuah
hasil penelitian yang sangat akurat. NM Swerdlow dalam karyanya berjudul
Montucla’s Legacy: The History of the Exact Sciences mengungkapkan,
al-Zij al-Hakimi al-Kabir merupakan salah satu karya astronomi yang
sangat mashur.
Tabel yang disusunnya itu digunakan untuk beragam keperluan astronomi.
Salah satunya untuk kepentingan penanggalan yang digunakan masyarakat
Muslim di beberapa wilayah, seperti Suriah. Selain itu, tabel itu juga
mengupas tentang teori jam matahari serta mampu menentukan garis bujur
dan lintang matahari, bulan dan planet. Tabel Ibnu Yunus pun digunakan
untuk menentukan arah kiblat.
AL-KARKHI atau AL-KARAJI (1029M) PAKAR MATEMATIK
al-Karkhī
Abū Bakr ibn Muḥammad ibn al Ḥusayn al-Karajī atau al-Karkhī (980-1029)
adalah ilmuwan matematika dan teknik. Karena kepandaiannya di bidang
matematika, ia mendapatkan julukan al-Hasib, kalkulator. Ia berasal dari
Iran. Saat masih muda, al-Karaji merantau ke Baghdad. Selain
mengembangkan keilmuannya, ia mendapatkan posisi tinggi di pemerintahan.
Saat berada di Baghdad, ia menulis sejumlah buku. Seperti Al-Kitab
al-Fakhri. Al-Kitab al-Kafi, dan Al-Kitab al-Badi. Dalam buku-bukunya
itu al-Karaji berupaya membebaskan aljabar dari geometri. Ia kemudian
kembali ke Iran, tepatnya Jabal, tempat kemudian ia menyusun buku
berjudul Inbat al-Miyah al-Khafiyya.
Beliau adalah tokoh dalam kaedah pengiraan angka India dipopularkan.
Orang Eropah menganggap itu ialah angka Arab manakala orang Arab
menganggap itu ialah angka India. Sekurang2nya tiga karya beliau yang
masyhur- al-Kafi(ilmu hisab), al-Fakhri& al-Badi' (algebra).
Pandagannya dalam algebra banyak berasaskan pandangan al-Khawarizmi Cuma
memperbaharui pengendalian dalam pengiraan. Pendapatnya ada kelemahan
dalam penulisan lama dan tidak dapat menjamin kefahaman. Beliau lebih
suka menggunakan huruf untuk menyebut angka kerana lebih suka kaedah
Yunani dibanding India.
Salah satu bahasan di dalam bukunya itu adalah tentang qanat, yang
merupakan salah satu jenis saluran irigasi bawah tanah, yang berfungsi
mengairi daerah-daerah gersang. Qanat memang berasal dari bahasa Arab.
Namun, sistem semacam itu dikenal sejak zaman Persia kuno. Untuk membuat
qanat, diperlukan sumber air yang bisa berasal dari sumur atau telaga
ataupun dari penggalian di lapisan tanah tertentu. Saat sumber air telah
ditemukan maka dibuat saluran yang akan mengaliri perkebunan atau desa
yang membutuhkan air. Pada masa Islam, qanat menjadi salah satu metode
yang efektif.
Sistem qanat digunakan pada masa para khalifah Umayyah dan Abbasiyah.
Khalifah al-Mutawakil membuat qanat untuk mengalirkan air ke istananya
di Samara. Telah banyak kontribusi al-Karaji dalam ilmu pengetahuan.
Namun, tak-hampir ada sumber yang menyebutkan kapan ia lahir dan
meninggal dunia. Namun, menurut laman Muslim-heritage, berdasarkan
konstruksi catatan yang ada di dalam biografinya, al-Karaji kemungkinan
meninggal dunia setelah tahun 1015 Masehi atau 406 Hijriah.
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook
- Tokoh Ilmuwan Penemu - http://tokoh-ilmuwan-penemu.blogspot.com/2009/10/astronom-dan-matematikawan-islam.html
No comments:
Post a Comment